Sabuk putih. Sabuk putih (kyu 10) : melambangkan kemurnian dan kesucian.
Kemurnian dan kesucian ini merupakan kondisi dasar dari pemula untuk menerima
dan mengolah hasil latihan dari guru
masing-masing. Artinya berkembang atau tidaknya karateka ini tergantung dari
apa yang diberikan oleh senpai atau sensei mereka. Kemudian, setelah materi
atau nilai karate telah disampaikan sesuai dengan apa yang seharusnya,
selanjutnya tanggung jawab ada pada masing-masing individu.
Sabuk kuning (kyu 8). Tingkatan kedua ini melambangkan warna matahari yang
diibaratkan bahwa karateka telah melihat “hari baru” dimana dia telah mampu
memahami semangat karate, berkembang dalam karakter kepribadiannya dan juga
teknik yang telah dipelajari. Sabuk kuning juga merupakan tahapan terakhir dari
seorang “raw beginner” dan biasanya sudah mulai belajar tahapan-tahapan gerakan
kumite bahkan ada juga yg mulai turun di suatu turnamen
Sabuk hijau (kyu 6). Sabuk ini merepresentasikan warna rumput dan pepohonan.
Pemegang sabuk hijau ini sudah harus
mampu memahami dan menggali lebih dalam lagi segala sesuatu yang berkaitan
dengan karate seiring dengan bertumbuhnya semangat dan teknik gerakan yang
sudah dikuasainya. Sifat dari warna hijau ini adalah pertumbuhan dan harmoni.
Dengan demikian seorang karateka sabuk hijau diharapkan dalam proses
pertumbuhannya mulai bisa memberikan harmoni dan keseimbangan bagi lingkungan.
Sabuk biru (kyu 4). Warna sabuk ini melambangkan samudera dan langit.
Artinya karateka harus mempunyai semangat
luas seperti angkasa dan sedalam samudera. Karateka harus sudah mampu memulai
berani untuk menghadapi tantangan yang dihadapinya dengan semangat tinggi dan
berfikir bahwa proses latihan adalah sesuatu yang menyenangkan dan bisa
merasakan manfaat yang didapatkan. Karateka harus sudah bisa mengontrol emosi
dan berdisiplin.
Sabuk coklat (kyu 3-1). Warna sabuk ini dilambangkan dengan tanah. Sifat
warna ini adalah stabilitas dan bobot. Artinya seorang karateka pemegang sabuk
coklat mulai dari tingkatan kyu 3 sampai 1 harus bisa memberikan kestabilan
sikap, kemampuan yang lebih dari pemegang sabuk di bawahnya, dan juga sikap
melindungi bagi junior-juniornya. Selain itu, sikap yang harus dimiliki adalah
sikap menjejak bumi (down to earth) dan rendah hati pada sesama.
Sabuk hitam (dan). Warna hitam sendiri melambangkan keteguhan dan sikap
kepercayaan diri yang didasari pada
nilai kebaikan universal. Warna sabuk ini menjadi idaman bagi setiap karateka
untuk mendapatkannya. Namun, di balik semua prestise sabuk hitam terdapat
tanggung jawab besar dari karateka. Pada tahap ini, pemegang sabuk hitam mulai
dari Dan 1 sampai selanjutnya sebenarnya baru memasuki tahap untuk mendalami
karate yang lebih mendalam. Teknik maupun penguasaan makna hakiki dari kebaikan
nilai karate sudah harus menjadi bagian dari karateka. (penggambaran Gichin
Funakohsi).






Tidak ada komentar:
Posting Komentar