Suatu kali aku membeli sebuah sepeda
motor keluaran terbaru. Bukan merk yang terkenal dan harga yang termahal
memang, tapi cukuplah untuk kupergunakan berangkat ke kantor pulang-pergi
setiap harinya.
Aku pergi ke dealer pagi hari, siang
menjelang sore hari sepeda motor sudah
sampai di rumahku.
Mula-mula yang mengantarkan sepeda
motor tersebut menanyakan kesesuaian dokumen jual-beli antara yang dipegangnya
dengan yang ada padaku. Setelah selesai, aku diajaknya untuk memeriksa kondisi
fisik kendaraan. Kami coba satu persatu setiap instrumen yang ada di sepeda
motor tersebut. Aku tidak mau mendapatkan barang yang mengecewakan dan si
pengantar tidak mau ada keluhan atas barang yang diantarnya. Setelah selesai
semua aku diperlihatkan dua buah buku, yang pertama adalah buku garansi yang
kedua buku petunjuk atau lebih dikenal dengan manual book.
Manual Book, sebuah buku yang berisi
lengkap tentang tata cara penggunaan, perawatan, alamat dealer, alamat bengkel
dan sebagainya yang menurutku cukup terinci dan jelas.
Sepeninggal si pengantar aku coba buka
lagi manual book yang ada untuk lebih memastikan pengetahuanku tentang
bagaimana sepeda motorku bekerja dan dapat terawat dengan baik dan benar
sehingga tidak “rewel” dalam jangka panjang nantinya.
Aku coba ikuti semua petunjuknya
dengan hati-hati dan tanpa mengabaikan sedikitpun perintah dan penjelasan yang
tertera dalam manual book tersebut.
Anehnya ketika aku coba bandingkan
manual book sepeda motorku dengan manual book sepeda motor tetanggaku yang
merknya berbeda, ternyata ada beberapa perbedaan. Aku berpikir, mungkinkah aku
menggunakan manual book sepeda motor lain untuk sepeda motorku ?
Atau bagaimana kalau petunjuk yang ada
di manual book tersebut aku coba modofikasi sedikit tanpa mengurangi fungsinya
?
Apa yang akan terjadi ?
Bagaimana, misalnya, kalau knalpotnya
aku ganti dengan yang agak lebih besar dari aslinya? Bagaimana kalau olinya aku
ganti dengan yang lain ? Bagaimana kalau bahan bakarnya aku ganti dengan solar
misalnya ?
Ternyata hasilnya menimbulkan banyak
masalah.
Mesin tidak dapat dihidupkan, kalaupun
bisa tidak selancar semestinya.
Suaranya jadi berisik dan kasar.
Larinya jadi tidak stabil lagi. Mesin cepat panas. Dan sebagainya dan
sebagainya.
Yang terakhir, bengkel resmi tidak mau
bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi. Paling mereka hanya membuat
mesin bisa hidup dan motor bisa berjalan untuk dikendarai saja. Selepas itu
silahkan kita ke bengkel bukan bengkel resmi. (tanpa mengurangi kualitas
bengkel tidak resmi, bukan itu arahnya)
Manual book, suatu yang penting untuk
dilaksanakan isinya apabila kita ingin barang yang kita beli dan pakai terawat
dengan baik dan benar.
Namun bagaimana dengan kita / manusia
?
Kita, manusia, juga merupakan “barang
produksi”. Kita diciptakan.
Kalau kita juga termasuk barang
produksi, lantas mana manual book-nya ?
Mungkin kita tidak sadar bahwa Alloh
SWT menciptakan manusia sudah berikut manual book-nya.
Hanya saja kita tidak pernah mau tahu
apa itu manual book tersebut. Sehingga seringkali yang terjadi adalah manusia
yang tidak sebagaimana yang diharapkan oleh Penciptanya. Manusia yang jauh dari
tuntunan, Manusia yang mengada-ada dalam menjalankan kehidupannya. Manusia yang
tidak punya pegangan dalam menjalani hidup ini.
Pernahkah kita coba membuka perlahan-lahan
manual book manusia ? Lalu coba membacanya, kita pahami dan kita hayati satu
persatu, kita dalami contohnya, kita ikuti langkah-langkahnya. Pernahkah ? Atau
sudah terlalu lama kita tinggalkan manual book tersebut ? Atau sudah kita
tinggalkan karena kita menganggap sudah hapal dengan segala isinya ? Atau kita
sudah jenuh dengan segala macam aturan yang ada ? Sudah terlalu usang aturannya
sehingga tidak sesuai lagi dengan jaman sekarang ? Atau bahkan kita memakai
manual book yang lain ? Atau bahkan juga kita membuat manual book sendiri versi
kita ?
Karena kita tidak menggunakan manual
book yang semestinya, bagaimana kalau Alloh SWT, sebagai “bengkel resmi”
manusia tidak menerima kita dan hanya
sekedar membuat kita bernapas saja ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar