Forki

Forki
Karateka

Minggu, 25 Mei 2014

Manual Book



Suatu kali aku membeli sebuah sepeda motor keluaran terbaru. Bukan merk yang terkenal dan harga yang termahal memang, tapi cukuplah untuk kupergunakan berangkat ke kantor pulang-pergi setiap harinya.

Aku pergi ke dealer pagi hari, siang menjelang sore  hari sepeda motor sudah sampai di rumahku.

Mula-mula yang mengantarkan sepeda motor tersebut menanyakan kesesuaian dokumen jual-beli antara yang dipegangnya dengan yang ada padaku. Setelah selesai, aku diajaknya untuk memeriksa kondisi fisik kendaraan. Kami coba satu persatu setiap instrumen yang ada di sepeda motor tersebut. Aku tidak mau mendapatkan barang yang mengecewakan dan si pengantar tidak mau ada keluhan atas barang yang diantarnya. Setelah selesai semua aku diperlihatkan dua buah buku, yang pertama adalah buku garansi yang kedua buku petunjuk atau lebih dikenal dengan manual book.
Manual Book, sebuah buku yang berisi lengkap tentang tata cara penggunaan, perawatan, alamat dealer, alamat bengkel dan sebagainya yang menurutku cukup terinci dan jelas.

Sepeninggal si pengantar aku coba buka lagi manual book yang ada untuk lebih memastikan pengetahuanku tentang bagaimana sepeda motorku bekerja dan dapat terawat dengan baik dan benar sehingga tidak “rewel” dalam jangka panjang nantinya.
Aku coba ikuti semua petunjuknya dengan hati-hati dan tanpa mengabaikan sedikitpun perintah dan penjelasan yang tertera dalam manual book tersebut.

Anehnya ketika aku coba bandingkan manual book sepeda motorku dengan manual book sepeda motor tetanggaku yang merknya berbeda, ternyata ada beberapa perbedaan. Aku berpikir, mungkinkah aku menggunakan manual book sepeda motor lain untuk sepeda motorku ?
Atau bagaimana kalau petunjuk yang ada di manual book tersebut aku coba modofikasi sedikit tanpa mengurangi fungsinya ?
Apa yang akan terjadi ?

Bagaimana, misalnya, kalau knalpotnya aku ganti dengan yang agak lebih besar dari aslinya? Bagaimana kalau olinya aku ganti dengan yang lain ? Bagaimana kalau bahan bakarnya aku ganti dengan solar misalnya ?

Ternyata hasilnya menimbulkan banyak masalah.
Mesin tidak dapat dihidupkan, kalaupun bisa tidak selancar semestinya.
Suaranya jadi berisik dan kasar. Larinya jadi tidak stabil lagi. Mesin cepat panas. Dan sebagainya dan sebagainya.
Yang terakhir, bengkel resmi tidak mau bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi. Paling mereka hanya membuat mesin bisa hidup dan motor bisa berjalan untuk dikendarai saja. Selepas itu silahkan kita ke bengkel bukan bengkel resmi. (tanpa mengurangi kualitas bengkel tidak resmi, bukan itu arahnya)

Manual book, suatu yang penting untuk dilaksanakan isinya apabila kita ingin barang yang kita beli dan pakai terawat dengan baik dan benar.

Namun bagaimana dengan kita / manusia ?

Kita, manusia, juga merupakan “barang produksi”. Kita diciptakan.

Kalau kita juga termasuk barang produksi, lantas mana manual book-nya ?

Mungkin kita tidak sadar bahwa Alloh SWT menciptakan manusia sudah berikut manual book-nya.
Hanya saja kita tidak pernah mau tahu apa itu manual book tersebut. Sehingga seringkali yang terjadi adalah manusia yang tidak sebagaimana yang diharapkan oleh Penciptanya. Manusia yang jauh dari tuntunan, Manusia yang mengada-ada dalam menjalankan kehidupannya. Manusia yang tidak punya pegangan dalam menjalani hidup ini.

Pernahkah kita coba membuka perlahan-lahan manual book manusia ? Lalu coba membacanya, kita pahami dan kita hayati satu persatu, kita dalami contohnya, kita ikuti langkah-langkahnya. Pernahkah ? Atau sudah terlalu lama kita tinggalkan manual book tersebut ? Atau sudah kita tinggalkan karena kita menganggap sudah hapal dengan segala isinya ? Atau kita sudah jenuh dengan segala macam aturan yang ada ? Sudah terlalu usang aturannya sehingga tidak sesuai lagi dengan jaman sekarang ? Atau bahkan kita memakai manual book yang lain ? Atau bahkan juga kita membuat manual book sendiri versi kita ?

Karena kita tidak menggunakan manual book yang semestinya, bagaimana kalau Alloh SWT, sebagai “bengkel resmi” manusia tidak menerima kita  dan hanya sekedar membuat kita bernapas saja ?

Seperti juga barang-barang yang kita beli, jangan tinggalkan manual book kita begitu saja. Manual book yang tidak akan pernah ketinggalan jaman. (QS. 2 : 2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar