Setelah hampir selesai romadhon kita lalui, lantas apa yang akan kita lakukan selanjutnya ?
Kita akan bertakbir di hari raya idul fitri nanti, salah satu yang kita teriakkan adalah “mukhlisin lahuddiin” dengan memurnikan ketaatan.
Artinya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.
Pertanyaannya : bagaimana yang dimaksud memurnikan ?
Awas jangan sampai kita cuma ikut-ikutan teriak-teriak tanpa bukti nyata, karena Allah berfiirman dalam surat As Shof surat 61 ayat 2 dan 3 : “Hai orang-orang beriman, mengapa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu perbuat? Sungguh besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”.
Memurnikan artinya tidak mencampur adukan dalam menjalankan segala sesuatu yang diperintahkan Allah dengan cara selain cara Allah.
Ada dimana perintah Allah ?
“Hudallinnas wa bayinat minal huda wal furqon”. Ada di Al Qur’an. Al Qur’an itu berisi petunjuk bagi manusia, dan penjelasan atas petunjuk-petunjuk itu, pembeda antara yang haq dan yang bathil.
Petunjuk itu hanya bisa bermanfaat manakala tidak sekedar dibaca-baca belaka.
Dalam surat Yassin, surat 36 ayat 69 Allah berfirman : “Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad), dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan”.
Al Qur’an-lah yang harus kita murnikan pelaksanaannya. Artinya bukan sekedar dibaca-baca tapi dijalankan. Dan Allah memerintahkan kepada kita untuk memurnikannya sebagaimana firman-Nya dalam surat Az Zumar surat 39 ayat 11 “Katakanlah : Sesungguhnya kau diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama”.
Ayat 2 nya juga kurang lebih sama maksudnya.
Jadi Allah menurunkan Al Qur’an untuk dilaksanakan dengan tanpa mencampur adukkannya dengan cara-cara manusia. Allah memerintahkan kita untuk melaksanakan isi Al Qur’an sesuai dengan aturanNya.
Lantas bagaimana tatacara kita melaksanakan Al Qur’an ?
“Huwalladzi arsala rosulahu bil huda wa dinil haq. Liyuzzhirohu Aladdin kullihi walau karihal musyrikun” Surat As Shof surat 61 ayat 9.
Dia-lah yang mengutus Rosul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci.
Laqod kana lakum fi rosulillah uswatun hasanah.
Jadi Allah menurunkan perintahnya dan Allah memberikan sosok satu manusia sebagai pedoman pelaksanaan di lapangan.
Caranya ada di Rosululloh. La Nabia ba’da.
Kutinggalkan dua perkara yang apabila kamu berpegang teguh keduanya maka kamu akan selamat, Al Qur’an dan sunnahku.
Sunnahku artinya tatacara yang Allah tunjukkan kepadaku dalam rangka menegakkan nilai-nilai Al Qur’an.
Jadi dalam menjalankan Al Qur’an, kajilah bagaimana Rosululloh menegakkan Al Qur’an. Jangan mengada-ada atau megikuti kebanyakan orang.
Tapi hanya mengikuti cara-cara Rosululloh SAW.
Bagaimana dengan kita?
Masihkan sebatas ikut-ikutan ?
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya. Surat Al Isroo’ surat 17 ayat 36.
Mari kita kaji Al Qur’an, mari kita kaji cara-cara Rosululloh menegakkan nilai-nilai Al Qur’an dan mari kita amalkan sesuai dengan kemauan Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar